Tulisan Aping

Welcome to Aping Blogg

We are Magcro

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

    Posted by: Unknown Posted date: 5:03 AM / comment : 0

    KISAH MATTHAKUNDALI

    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEzgAYyxPoieUVotr_wvHlbMlSHfjVBCVp4BqQykny6P24Is8AKb5R2O4qClsiw8uLk37VQy7n9JKnQLPmIZ012YWo1nQf8_R_gCV42hEvpqDPQ73FEpeJqJ5RaU9Q02uZaUxUCJmMmQyz/s320/374651_2197168684641_1109947202_31970394_1753496989_n.jpg
    Seorang brahmana bernama Adinnapubbaka mempunyai seorang anak tunggal yang amat dicintai dan disayangi bernama matthakundali. Sayang, adinnapubbaka adalah seorang yang kikir dan tidak pernah memberikan sesuatu kepada oranglain. Bahkan perhiasan emas untuk anak tunggalnya dikerjakan sendiri demi menghemat upah yang harus diberikan kepada tukang emas.
    Suatu hari, anaknya jatuh sakit tetapi tidak satu tabib pun yang diundang untuk mengobati anaknya. Ketika menyadari anaknya telah mendekati ajal, segera ia membawa anaknya keluar rumah dan berbaring di beranda, sehingga orang-orang yang berkunjung ke rumahnya tidak mengetahui keadaan itu.
    Sebagaimana biasanya, diwaktu pagi sekali, Buddha bermeditasi. Setelah selesai dengan mata ke-Buddha-an beliau melihat keseluruh penjuru, barangkali ada makhluk yang memerlukan pertolongan. Buddha melihat Mattakundali sedang berbaring sekarat diberanda. Beliau merasa bahwa anak itu memerlukan pertolongannya.
    Setelah memakai jubahnya, Buddha memasuki kota savatthi untuk berpindapata. Akhirnya beliau tiba dirumah brahmana Adinnapubbaka. Beliau berdiri didepan pintu rumah dan memperhatikan Matthakundali. Rupanya Matthakundali tidak sadar sedang diperhatikan. Kemudian Buddha memancarkan sinar dari tubuhnya, sehingga mengundang perhatian Matthakundali.
    Ketika Matthakundali melihat Buddha, timbullah keyakinan yang kuat didalam batinnya. Setelah Buddha pergi,ia meninggal dunia dengan hati penuh dengan keyakinan terhadap Buddha dan terlahir kembali di alam Surga Tavatimsa.
    Dari kediaman nya di surga, Matthakundali melihat ayahnya berduka cita atas dirinya ditempat kremasi. Ia merasa iba. Kemudian ia menampakan dirinya sebagaimana dahulu sebelum ia meninggal, dan memberi tahu ayahnya bahwa ia telah terlahir di alam surge tavatimsa karena keyakinannya kepada Buddha. Maka ia menganjurkan ayahnya mengundang dan berdana makanan kepada para Buddha.
    Brahmana Adinnapubbaka mengundang Buddha untuk menerima dana makanan.
    Selesai makan, ia bertanya,’’ bhante , apakah seseorang dapat atau tidak dapat, terlahir di alam surga, hanya karena berkeyakinan terhadap Buddha tanpa berdana dan tanpa melaksanakan moral (sila)?”
    Buddha tersenyum mendengarkan pertanyaan itu. Kemudian beliau memanggil dewa Matthakundali agar menampakan dirinya. Matthakundali segera menampakan diri, tubuhnya dihiasi dengan perhiasan surgawi, dan menceritakan kepada orangtua dan sanak keluarganya yang hadir , bagaimana ia dapat terlahir di alam surga Tavatimsa. Orang-orang yang memperhatikan dewa tersebut menjadi kagum, bahwa anak brahmana Adinnapubbaka mendapatkan kemuliaan hanya dengan keyakinan terhadap Buddha.
    Pertemuan itu diakhiri oleh Buddha dengan membabarkan syair Dhammapada kedua berikut ini:
    Pikiran mendahului semua kondisi batin, pikiran adalah pemimpin, segalanya diciptakan oleh pikiran, apabila denga pikiran yang bersih/suci seorang berbicara atau berbuat dengan jasmani, maka kebahagiaan akan mengikuti si pelaku karenanya, seperti bayangan yang tidak pernah meninggalkan tubuh seseorang.
    Pada akhir kotbah Dhamma itu, Matthakundali dan Adinnapubbaka langsung mencapai tingkat kesucian sotapatti. Kelak, Adinnapubbaka mendanakan hamper semua kekayaanya bagi kepentingan dhamma.

    Sumber: Dhammapada Atthakatha, kisah-kisah Dhammapada.

    Diterbitkan oleh:Vidyasena Vihara Vidyaloka, Yogyakarta.

    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says